Mungkin yang dimaksud mengeras diatas adalah bahwa kita tidak berkembang lagi. Kita berada dalam kondisi stagnant, tidak berjalan maju. Dan itupun paling tidak menjadi hal yang lebih baik daripada kita berjalan mundur, dan mentok ke posisi semula.
Berkaitan dengan hal tersebut, banyak sekali para entrepreneur kita yang telah berhasil mendirikan dan membangun suatu usaha, terlihat sulit atau bisa dibilang gagal untuk dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut. Bahkan yang lebih buruk lagi, kondisi ini dapat saja menjadikan usahanya menjadi mundur dan tutup usia. Coba bayangkan, berapa banyak curahan waktu, pikiran, dan uang yang telah ia perjuangkan pada saat pendirian usaha tersebut yang telah terbuang begitu saja. Dan yang tersisapun hanya berupa pengalaman ‘trial and error’ usahanya. Sampai poin ini, Anda jangan buat kesimpulan terlebih dahulu!
Nah, sekarang bayangkan pula apabila kondisi ini terjadi pada diri Anda dan usaha yang telah Anda lakukan saat ini. Mungkin bagi Anda yang baru akan memulai suatu usaha, sudah akan merasa ill feel atau mati rasa untuk meneruskan semangat Anda yang tadinya begitu menggebu-gebu dengan angan-angan keberhasilan. Tapi bagi Anda yang sejauh ini memang sudah menjalankan usaha, tampaknya memang perlu ‘treatment’ pembelajaran mengenai bagaimana usaha Anda itu agar dapat berjalan smooth kedepan tanpa dihantui rasa takut yang tidak beralasan. “Ingat, Entrepreneur nggak ada matinya untuk terus belajar!”
Jangan matikan segala mimpi dan semangat bagi Anda yang akan memulai maupun yang telah menjalankan usaha. Yang diperlukan oleh Anda adalah begaimana Anda dapat menyadari bahwa Anda perlu memperhatikan banyak hal untuk mengembangkan usaha Anda.
Coba sekarang kita urut perkembangan Anda sampai saat ini. Visi, misi, tujuan, dan cita-cita adalah poin pertama yang kudu’ atau wajib dipegang oleh seorang entrepreneur yang ingin menjalankan suatu usaha secara fokus dan terarah. Selanjutnya, Anda membentuk tim yang berisikan ‘bibit unggul’ yang dapat bekerja serba sistem dan kompak. Tim Anda tersebut selanjutnya mengejawantahkan misi, tujuan, dan cita-cita kedalam ‘business plan’ sebagai cara untuk merealisasikan angan-angan usaha. Kemudian konkritnya, Usaha pun terbentuk dan menjalani masanya selama beberapa waktu. Tapi, apa yang terjadi? Sekarang misalkan usaha anda ‘stuck’. Apa ya kira-kira yang salah dari ‘business plan’ Anda?
Pada sesi terdahulu, tentunya Anda pernah mendengar yang namanya peluang atau opportunity kan? Bahkan sebelum anda memasukkan suatu ‘business plan’ biasanya Anda pun sudah bisa melihat dan menangkap peluang untuk dijadikan ‘bisnis’. Jadi, Kira-kira apa sih peluang itu sebenarnya?
Zimmerer dan Scarborough (2005) menjelaskan bahwa peluang itu adalah seperangkat pilihan-pilihan eksternal yang bersifat positif dimana sebuah usaha atau perusahaan dapat memanfaatkannya agar dapat mewujudkan misi, tujuan, dan cita-citanya.
Sudah agak jelas? Baik kalau begitu kita akan memahami lebih jauh lagi. Apakah peluang itu ada pada saat membangun usaha? Atau mungkinkah dapat juga dilakukan setelah usaha berjalan? Isi kedua pertanyaan tersebut adalah tepat. Peluang berada pada fase awal dan fase berjalan. Namun hal ini memiliki konteks yang berbeda. Peluang pada fase awal cenderung lebih kepada bagaimana Anda dapat meraih pelanggan atau pasar yang Anda tuju. Tetapi pada fase berjalan adalah lebih kepada bagaimana Anda dapat meneruskan atau mempertahankan pelanggan untuk mengembangkan usaha Anda yang telah dikenal oleh pelanggan.
Seringkali masalah yang timbul dalam usaha membuat Anda tidak dapat berpikir secara jernih dan Anda pun keluar dari jalur angan-angan Anda yang telah digariskan sebelumnya. Hal ini makin diperparah ketika Anda tidak mampu melihat dan menangkap peluang yang ada disekitar Anda. Sehingga Anda pun masuk dalam zona ‘stuck’.
Rambat Lupiyoadi (2004) mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan peluang, bukan masalah. Bahkan Tuhan pun telah mengingatkan bahwa didalam masalah atau problematika yang kita hadapi, disitu pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang. Hanya saja masalahnya apakah kita memandang suatu situasi sebagai masalah yang harus dihindari atau sebagai bisnis untuk dikejar?
Jadi, Anda dituntut untuk dapat melihat peluang agar dapat mengembangkan usaha Anda. Peluang tersebut akan membesarkan usaha Anda. Masalah yang timbul mungkin dapat menjadi persoalan yang penting untuk diatasi. Tapi akan lebih baik apabila masalah tersebut diubah menjadi peluang untuk berkembang.
Untuk dapat berkembang, anda dituntut untuk dapat bersaing dengan para saingan usaha anda. Mengenali kondisi tipikal persaingan baru saat ini sangatlah anda perlukan. Anda dapat mengibaratkannya sebagai seorang teman yang baru saja anda kenal. Apakah anda dapat beradaptasi dengan teman anda dan memahami teman anda, sedangkan anda sendiri belum mengetahui secara jelas tipikal teman anda? Nah, berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini.
- Para entrepreneur sulit untuk mengenal siapa, dimana, bilamana, serta bagaimana kekuatan dan kelemahan pesaingnya
- Perubahan yang berjalan dengan cepat
- Tingkat kompetisi yang sangat tinggi
- Timbulnya berbagai hal diluar perkiraan dan pengalaman Anda sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar